Jika Diserang Militer Negara Lain, Mampukah Indonesia Bertahan?

  wawanse      
009832


[imagetag]


Jika Diserang Militer Negara Lain, Mampukah Indonesia Bertahan? Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar dari minyak, tambang, hutan dsb. Tentunya hal itu akan membuat negara lain mengincar wilayah Indonesia. Jadi ada potensi jika suatu saat ada negara lain yang ingin menyerang Indonesia. Saat ini ada kecurigaan ketika tentara Amerika Serikat merencanakan akan membuat pangkalan di kepulauan Cocos Australia yang dekat dengan Pulau Jawa. Amerika Serikat rencananya juga akan mengirim ribuan Pasukan di Darwin Australia. Walaupun alasan mereka bukan untuk agresi ke wilayah Indonesia namun hal itu patut diwaspadai mengingat Amerika Serikat sering menginvansi ke negara lain. Ancaman lainnya datang dari negeri serumpun seperti Malaysia yang saat ini masih mengklaim wilayah Ambalat yang kaya minyak sebagai wilayahnya. Ancaman dari China juga ada karena China mengklaim wilayah laut cina selatan yang termasuk di dalamnya berdekatan dengan wilayah Kepulauan Natuna milik Indonesia.

Kekuatan militer Indonesia memang sulit diremehkan. Jika melihat jumlah rakyat Indonesia yang 240 juta maka jika terjadi perang, Indonesia akan mudah merekrut jutaan tentara dari rakyat belum lagi tentara terlatih sebelumnya dari TNI. DPR saat ini juga sedang membahas draft Rancangan Undang-undang Komponen Cadangan Pertahanan Negara (KCPN) yang dalam pasalnya berisi wajib militer bagi warga negara Indonesia sesuai syarat tertentu.

Indonesia saat ini juga sudah memiliki PT PAL, PT DI dan Pindad sebagai industri hankam strategis untuk perkuatan alutsista. PT PAL saat ini sudah mampu membuat kapal perang sendiri. Bahkan rencananya PT PAL juga akan membangun kapal selam sendiri. PT DI juga dikabarkan akan bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur sendiri, disamping mereka sudah bisa membuat pesawat angkut militer seperti CN 235 dan CN 295. PT Pindad tidak mau kalah. Mereka juga memproduksi kendaraan militer untuk pasukan darat seperti tank anoa dan juga medium tank. Sedangkan LAPAN juga turut membantu membuat alutsista seperti teknologi untuk peluru kendali.

Disamping kekuatan bersenjata, Indonesia juga memiliki hubungan yang kuat dengan negara lain yang tentunya akan menentang setiap serangan asing ke negara Indonesia. Mungkin hubungan ini bisa ditingkatkan menjadi hubungan pertahanan militer seperti NATO misalnya.

Kita dapat mengambil pelajaran bagaimana negara-negara barat menyerang Afganistan dan Irak. Perang yang mereka lakukan awalnya melalui serangan jarak jauh melalui peluru kendali dan juga serangan dari udara melalui pesawat militer. Jika Indonesia ingin bertahan dari serangan itu maka pertahanan udara Indonesia harus diperkuat. Tapi kemenangan tidak akan bisa dicapai jika selalu bertahan. Indonesia juga harus mampu melakukan serangan balik yaitu menyerang langsung ke pusat negara yang menyerang Indonesia. Hal itu dilakukan Amerika Serikat ketika memenangkan perang melawan Jepang. Indonesia juga harus memiliki nuklir agar negara lain takut terhadap Indonesia. Ketika ada serangan datang maka nuklir bisa meluncur ke negara-negara penyerang. Karena itu negara yang memiliki nuklir lebih aman dari ancaman serangan karena sang penyerang tentunya takut juga diserang nuklir.

Indonesia memang akan bertahan ketika ada serangan dari luar namun Indonesia bisa hancur ketika bisa diadu domba antar rakyat sendiri. Hal ini pernah dilakukan Belanda ketika menjajah Indonesia dulu. Persatuan Indonesia sangat penting untuk melindungi keberadaan negara ini.

[ sumber ]

Terima Kasih Sudah Membaca √ Jika Diserang Militer Negara Lain, Mampukah Indonesia Bertahan?

logoblog
Previous
« Prev Post

1 comment:

  1. Ketika Negara ini di anugerahkan Allah SWT sebagai wilayah yang memiliki Emas terbesar kedua (setelah Antartika) dari 9 wilayah yang memiliki lahan emas terbesar di dunia, sangat wajar jika wilayah kita menjadi incaran bangsa besar di dunia. Perlu diingatkan, kita tidak memiliki sekutu. Bila china melakukan invansi, apakah kita berharap Malaysia, Singapur dan Philipina membantu Indonesia, itu tidak mungkin, Mereka justru akan mempersiapkan pertahanan mereka dari pada membantu Indonesia, sama halnya bila China bentrok dengan Philipin, sudah pasti militer Indonesia akan diam. Sejak awal debat presiden, sungguh konyol Calon Presiden yang kini menjadi penguasa berniat membangun poros maritim.

    Sejak dulu, Suharto yang disebut sebagai Jendral Jenius tidak melakukan tindakan apapun untuk Natuna, dengan alasan:
    1. Membangun Pangkalan Militer di Natuna membutuhkan biaya yang luar biasa, jika kita mau bangun pangkalan Militer pasti yang dimintai adalah pengusaha-pengusaha China yang justru punya koneksi kuat dengan China sendiri;
    2. Jika kita memaksakan diri membangun pangkalan militer di Natuna, maka biaya pemeliharaan yang akan dikeluarkan akan menghabiskan 1/3 biaya APBN kita;
    3. Jika kita membangun Pangkalan militer kita disana, artinya 1/3 kekuatan laut dan udara kita akan dikonsentrasikan di sekitar wilayah itu sehingga empat wilayah pertahanan kita menjadi lemah (tentu Amerika dan Australia akan sangat senang dengan kondisi ini)
    4. Jika pangkalan militer di bangun di Natuna, maka potensi konflik dengan China akan semakin tanjam, bahkan invansi China terhadap ibukota semakin cepat.
    5. Apakah kita yakin dengan jumlah penduduk muda kita yang tidak terlatih, lebih individual, bermental lemah mampu digerakkan ke medan perang?
    6. Jika China menyerang Jakarta, hanya dalam waktu 3 jam ibukota sangat mudah dikuasai, dan pada saat itu pula, pasukan Amerika dan Australia masuk ke Indonesia Timur dengan dalih mengamankan bisnis mereka di Sulawesi NTT dan Papua.

    Setelah itu, maka nama Indonesia yang memiliki 5 pulau besar hanya tinggal sejarah.

    ReplyDelete